Kisah ini menceritakan tentang seorang tokoh dari Timur Tengah, yaitu Nasrudin. Suatu ketika, karakter tersebut sedang mencari sesuatu di halamannya yang berpasir.
Barang yang dicari Nasrudin ternyata adalah jarum. Tetangganya melihat Nasrudin dan membantunya menemukan jarum. Namun, setelah satu jam jarum itu masih tidak bisa ditemukan.
Tetangga itu kemudian bertanya, “Di mana jarum itu jatuh?”
“Jarumnya jatuh ke dalam,” jawab Nasrudin.
“Nah, kalau jarumnya jatuh di dalam, lalu kenapa kita mencarinya di luar?”, jawab tetangga.
Kemudian, dengan ekspresi polos di wajahnya, Nasrudin langsung menjawab, “Karena di dalam terlalu gelap, di luar terang.
Ini adalah kisah inspirasional singkat yang menggambarkan pencarian kami untuk kebahagiaan dan keindahan. Terkadang setelah berusaha keras mencari di luar, kita malah tidak mendapatkan apa-apa.
Sedangkan area gelap yang jarang kita cari kebahagiaan dan keindahannya adalah area dalam diri kita sendiri. Ini adalah sumur yang tidak akan pernah kering, penuh keindahan dan kebahagiaan. Juga tidak perlu melihat terlalu jauh karena sumur itu ada di dalam diri kita, dalam diri setiap orang.
Namun, akibat peradaban, keserakahan, dan faktor eksternal lainnya membuat kebanyakan orang mencari sumur di luar diri mereka. Ada yang mencari bentuk kebahagiaan dari jabatan yang tinggi, pakaian yang mewah dan mahal, mobil terbaru, kecantikan wajah dan rumah yang indah.
Faktanya, pencarian apa pun di wilayah luar itu tidak akan pernah mengembalikan apa pun kecuali ketiadaan. Ini tidak akan bertahan lama. Kecantikan, misalnya, akan keriput seiring bertambahnya usia. Mobil mewah akan dimusnahkan atau diganti dengan mobil terbaru, jabatan tinggi akan dicabut karena pensiun.