Terus Mengalir Sejak Ratusan Tahun Yang Lalu
Siapa sangka di Kabupaten Pandeglang terdapat mata air yang tidak pernah kering meski dilanda kemarau panjang. Mata air yang dipercaya ratusan tahun tak pernah berhenti mengalir dan menjadi sumber kehidupan bagi warga Desa Kadulambur, Desa Batubantar, Kecamatan Cimanuk.
ADIB FAHRI – Pandeglang
Cuaca mendung tidak menyurutkan langkah anak-anak usia sekolah dasar (SD) untuk menuju mata air Kadulambur yang terasa dingin dan sejuk. Mereka terbiasa mandi dan minum air yang ada setelah pulang sekolah bersama teman-teman yang lain. Mata air bundar memiliki kedalaman sekitar satu hingga satu setengah meter dan terlihat jernih. Sehingga, jenazah warga yang mandi terlihat jelas.
Lokasi mata air ini hanya berjarak dua kilometer dari Jalan Raya Pandeglang-Carita dan dapat ditempuh selama 15 menit dari Alun-alun Berkah Pandeglang. Masyarakat sekitar kerap memanfaatkan pasokan air bersih untuk minum, mandi, cuci, dan lain-lain yang tiada habisnya dengan menyalurkan pipa dari lokasi mata air ke rumah warga.
Selain untuk menyuplai air bersih bagi warga sekitar, keberadaan mata air Kadulambur juga kerap dimanfaatkan warga lain yang sengaja datang ke lokasi. Mereka biasanya membawa air jernih ke lokasi dengan memasukkannya ke dalam wadah plastik untuk diminum. Ada juga yang percaya bahwa mandi di lokasi tersebut bisa mendatangkan kemudahan dan lain sebagainya.
Selain pada siang hari, ada juga warga yang datang untuk mandi di mata air tersebut pada malam hari. Saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak, tetapi mereka percaya bahwa mata air dapat membawa berkah. “Biasanya paling ramai saat lebaran (Idul Fitri). Kalau hari biasa, hanya warga atau anak-anak yang mandi di sini,” kata Een, warga Desa Kadulambur, Desa Batubantar, Kecamatan Cimanuk, di dekat mata air, kemarin.
Dia mengatakan bahwa tidak ada yang tahu pasti kapan musim semi itu ada. Sebab, sejak kecil mata air itu sudah ada dan banyak dimanfaatkan masyarakat untuk minum, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. “Saya tidak tahu Pak, kapan itu, karena sejak kecil sudah ada, dan kondisinya sama seperti yang kita lihat sekarang,” katanya.
Ia mengatakan, keberadaan air bersih di desanya tidak hanya dinikmati oleh warga sekitar, namun ada beberapa warga dari daerah lain yang datang untuk mandi dan mengambil air. Sebagian besar warga yang datang percaya bahwa mengkonsumsi air dapat membawa kemudahan untuk bekerja dan aktivitas lainnya. “Yang mandi malam itu bukan warga di sini, tapi dari luar daerah,” ujarnya.
Deni Toto Sudeni, warga lainnya, mengaku sudah beberapa kali mengunjungi mata air tersebut. Selain untuk mandi, air bersih di lokasi pemandian juga selalu dibawa pulang. “Sudah kedua kalinya. Saya diundang oleh teman, sekarang saya datang ke sini sendiri. Selain sejuk, air di sini juga sejuk, bisa langsung diminum karena airnya bersih,” ujarnya.
Diakui Toto, musim semi selalu ramai dikunjungi masyarakat saat memperingati hari raya. “Ya selalu ramai kalau hari raya, mata air itu milik pribadi, bukan pemerintah daerah. Lokasi ini sering ramai di hari-hari tertentu. Untuk masyarakat umum, bukan hanya warga sekitar,” ujarnya.