JAYAPURA – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX XX yang telah diselenggarakan di Papua sejak 2 Oktober berakhir hari ini, Jumat (15/10/2021). Juara umum tetap Kontingen Jabar, juara bertahan sejak PON 2016.
Bagaimana dengan Provinsi Banten? Kontingen yang mengusung tagline “Banten Cemerlang” itu finis di posisi 14 klasemen akhir dengan raihan 10 emas, 15 perak, dan 26 perunggu. Sebanyak 51 medali berhasil dibawa pulang.
Dibandingkan dengan hasil PON Jabar 2016, prestasi di PON XX Papua memang mengalami penurunan meski tidak signifikan. Pada ajang PON 2016, Banten menempati posisi ke-13 dengan 11 emas, 10 perak, dan 26 perunggu.
Artinya posisi di klasemen hanya turun 1 strip, dari 13 menjadi 14. Begitu pula dengan jumlah medali emas yang menjadi patokan utama di klasemen akhir, Banten kehilangan 1 emas. Tahun 2016 menjadi 11 buah sedangkan pada tahun 2021 menjadi 10 buah.
Sedangkan medali perak Banten pada tahun 2021 bertambah jumlahnya menjadi 15 buah, sedangkan pada tahun 2016 hanya 10 buah. Kenaikan perak cukup signifikan, naik 50 persen.
Uniknya, jumlah medali perunggu dari PON 2016 tidak berubah pada PON 2021. Jumlahnya sama, 26 buah.
Jika total perolehan medali dijumlahkan, perolehan medali kontingen Banten pada PON XX Papua sebanyak 51 buah, meningkat 4 buah dibandingkan hasil PON 2016 yang berjumlah 47 buah.
Sejak Provinsi Banten berdiri pada tahun 2000, Banten sudah 5 kali mengikuti ajang multi-olahraga nasional ini.
Untuk pertama kalinya, Banten mengikuti PON 2004 di Sumatera Selatan. Saat itu Banten memperoleh 7 emas, 9 perak, dan 31 perunggu. Saat itu, Banten bercokol di posisi 20 klasemen akhir perolehan medali.
Selanjutnya pada PON 2018 di Kaltim, Banten turun ke peringkat 22 dengan perolehan 5 emas, 12 perak, dan 30 perunggu.
Sedangkan pada PON 2012 di Riau, Banten hanya mendapatkan 4 emas, 8 perak, dan 18 perunggu. Di klasemen akhir, Banten berada di peringkat 21.
Baru pada PON Jabar 2016, di bawah komando Ketua Umum KONI Banten, Rumiah Kartoredjo, prestasi Banten melonjak hingga dua puluhan setelah sebelumnya harus puas berada di usia dua puluhan. (Jaringan / PON)